Warga Turun Kejalan Melakukan Unjukrasa Ke Galian Tambang Pasir Di Cimarga

  • Bagikan

 

Media infoxpos.com – Lebak – Minggu, (6 juli 2025) Ratusan warga dari sejumlah Desa di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak-Banten, menggelar aksi damai, sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan yang kian memprihatinkan. Jalan utama di wilayah tersebut, yang seharusnya menjadi sarana mobilitas masyarakat sehari-hari, kini seringkali dalam keadaan licin, becek, bahkan rusak parah akibat lalu-lalang kendaraan pengangkut pasir dari aktivitas pertambangan galian pasir yang berada di kecamatan cimarga.

Dalam orasinya, warga menyampaikan bahwa truk-truk pengangkut pasir yang melintas setiap hari membawa muatan pasir dalam kondisi basah, sehingga menyebabkan air dan lumpur tercecer di sepanjang jalan. Selain menimbulkan ketidaknyamanan, kondisi ini juga membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama pengendara roda dua dan anak-anak sekolah yang kerap melintasi jalur tersebut.

“Setiap hari jalan ini basah seperti habis hujan, padahal tidak hujan. Itu karena truk-truk bawa pasir yang masih basah dari tambang. Jalan jadi licin, motor sering tergelincir,” ujar salah satu warga yang mengikuti aksi.

Aksi damai yang digelar di depan Kantor Kecamatan Cimarga itu, di ikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ibu rumah tangga, hingga para petani yang sehari-hari mengandalkan jalan tersebut untuk aktivitas ekonomi.

Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk yang bertuliskan tuntutan seperti “Stop Truk Pasir Basah”, “Jalan Umum Bukan Jalan Tambang”, dan “Kami Butuh Jalan Aman”.

Melalui aksi ini, warga menyampaikan tuntutan utama sebagai berikut:

1. Melarang truk melintas membawa muatan pasir dalam kondisi basah, agar air dan lumpur tidak tercecer di jalan.

2. Mewajibkan perusahaan tambang melakukan penyiraman dan pembersihan jalan secara berkala.

3. Perbaikan dan pemeliharaan jalan yang rusak akibat aktivitas tambang.

4. Evaluasi dan penertiban izin operasional angkutan tambang, termasuk pengaturan jam operasional agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

5. Penyediaan jalur khusus untuk angkutan tambang, agar tidak merusak fasilitas umum yang dipakai masyarakat luas.

“Koordinator aksi Udin Dolar dan Mad Yunus, mengatakan bahwa masyarakat sudah lama bersabar dan berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak desa dan kecamatan, namun tidak ada tindakan nyata. Ia menegaskan bahwa aksi ini bukan untuk menolak tambang sepenuhnya, melainkan menuntut tanggung jawab dan keadilan bagi warga yang terdampak langsung.

“Kami bukan anti-investasi, kami tidak melarang tambang beroperasi. Tapi jangan sampai keuntungan sepihak, sementara kami yang harus menanggung kerugianny,
Aksi damai ini berlangsung tertib dan kondusif dengan pengawalan dari aparat kepolisian Polsek Cimarga dan TNI Koramil Cimarga. Warga berharap ada langkah konkret dan segera dari pihak berwenang sebelum kondisi jalan semakin memburuk dan menimbulkan korban jiwa.

(Dede /Tim)

  • Bagikan
Exit mobile version