Media Infoxpos.com – JAKARTA, — Harapan untuk menunaikan ibadah umrah yang suci berubah menjadi luka bagi sejumlah jamaah. Mereka mengaku menjadi korban dari biro perjalanan PT Bimantara, yang gagal memberangkatkan jamaah sesuai jadwal dan hingga kini belum mengembalikan dana yang sudah dibayarkan.
Dua di antaranya, Ida dan Yani, menceritakan kisah mereka kepada Awak Media. Kedua perempuan ini mengalami nasib serupa, menanti janji yang tak kunjung ditepati, dan kehilangan uang puluhan juta rupiah.
*”Saya Percaya Karena Ustadz Mursyid”*
Ida, mengaku awalnya mengenal PT Bimantara dari sosok Ustadz Mursyid, tokoh keagamaan yang selama ini ia percayai dan juga sebagai Koordinator Jamaah.
“Saya tahu Bimantara dari Ustadz Mursyid. Beliau sering memimpin kegiatan mengaji dan umrah,” ujar Ida kepada Awak Media, Sabtu (1/11/2025).
Faktor kepercayaan dan harga yang lebih terjangkau menjadi alasan Ida memilih Bimantara. “Selain murah, saya juga sudah biasa berangkat bareng ustaz. Dulu lancar,” ujarnya.
Namun tahun ini segalanya berbeda.
“Sudah ditentukan tanggal dan jadwalnya, tapi akhirnya tidak jadi berangkat. Tiket saya hangus,” kata Ida lirih.
*Visa Tak Kunjung Terbit, Tiket Hangus, Dana Tak Kembali*
Menurut Ida, pihak PT Bimantara beralasan visa jamaah belum keluar sehingga keberangkatan ditunda. Namun, setelah penundaan itu, tidak ada kejelasan lanjutan.
“Katanya visanya belum keluar. Tapi setelah itu, cuma janji terus. Tanggal refund-nya juga molor,” ungkapnya.
Kerugian yang dialami Ida mencapai Rp25,5 juta, belum termasuk biaya tambahan sekitar Rp10 juta untuk berangkat secara mandiri menggunakan bantuan travel lain.
“Saya akhirnya tetap berangkat, tapi mandiri. Tiket ditanggung dulu sama travel lain, katanya dibantu Ustadz Mursyid,” tuturnya.
Meskipun akhirnya bisa berangkat, Ida merasa dirugikan karena harus membayar dua kali untuk satu niat ibadah.
“Uang saya di Bimantara belum dikembalikan sampai sekarang. Saya rugi waktu, tenaga, dan kepercayaan,” katanya.
*Kisah Serupa: Yani Bayar Lunas, Tak Dapat Kepastian*
Cerita serupa datang dari Yani, jamaah lain yang juga batal berangkat melalui PT Bimantara. Ia pertama kali mengenal Bimantara melalui teman mengaji, yang memperkenalkannya pada Ustadz Mursyid selaku koordinator jamaah.
“Saya tahu dari teman mengaji. Katanya travel ini bagus, pernah memberangkatkan jamaah juga,” ujar Yani.
Yani membayar uang muka (DP) pada 25 Oktober 2024, dan melunasi total biaya Rp27 juta. Paket yang ditawarkan terdengar sempurna: program 16 hari umrah, dengan fasilitas visa, hotel, tiket pesawat PP, city tour, dan muthowif (pemandu ibadah).
Namun, tanggal keberangkatan 30 Juni 2025 yang dijanjikan justru berubah menjadi mimpi buruk.
“Gagal total. Alasannya karena pihak travel bilang tidak ada uang untuk memberangkatkan,” ungkap Yani.
*Berangkat Mandiri, Refund Tak Kunjung Datang*
Tak ingin niat suci tertunda, Yani akhirnya memutuskan berangkat mandiri bersama kelompok Ustadz Mursyid yang mendapat bantuan travel lain.
“Waktu itu saya ikut ustadz saja, ada bantuan travel lain, tapi saya tidak tahu nama travel-nya,” ujarnya.
Travel bantuan itu hanya menyediakan tiket pesawat, sementara akomodasi diurus oleh ustadz.
Namun, janji refund dari PT Bimantara yang dijadwalkan pada 4 September 2025 lalu diundur ke 30 Oktober, hingga kini belum terealisasi.
“Katanya refund 4 September, lalu mundur ke 30 Oktober. Tapi sampai sekarang belum ada kabar,” kata Yani kecewa.
*Janji Refund Hanya di Atas Angin*
Baik Ida maupun Yani mengaku sudah bosan dengan janji refund yang berulang tanpa hasil.
“Sudah lupa tanggal pastinya, karena dijanjiin terus,” ucap Ida.
Menurut catatan Ustadz Mursyid, terdapat empat jamaah yang hingga kini belum diberangkatkan dan masih menunggu pengembalian dana, dengan total mencapai Rp626 juta.
*Kepercayaan yang Terkoyak*
Kedua jamaah mengaku belum melapor ke pihak kepolisian karena masih berharap akan ada itikad baik dari PT Bimantara. Namun, jika refund tak juga direalisasikan, mereka siap menempuh jalur hukum.
“Saya masih berharap uang saya dikembalikan. Tapi kalau terus seperti ini, saya pertimbangkan melapor,” ujar Ida.
Yani menambahkan, “Sudah capek menunggu. Saya cuma ingin hak saya dikembalikan.”
Mereka juga mengingatkan calon jamaah agar berhati-hati memilih biro perjalanan. “Sekarang saya lebih hati-hati. Jangan cuma percaya brosur,” kata Yani menutup wawancara.
*Bimantara Bungkam, Jamaah Menunggu Keadilan*
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Bimantara belum memberikan tanggapan resmi terkait keterlambatan refund jamaah.
Sumber internal menyebut, total dana jamaah yang belum dikembalikan diperkirakan mencapai Miliaran Rupiah.
Kasus ini menambah daftar panjang dugaan wanprestasi biro perjalanan umrah, yang seharusnya menjadi sarana ibadah malah berubah menjadi sumber derita.
Bagi Ida dan Yani, perjalanan ke Tanah Suci kali ini menjadi pelajaran pahit tentang kepercayaan yang disalahgunakan.
“Kalau bisa, pemerintah lebih tegas. Jangan sampai jamaah lain mengalami hal seperti kami,” tutup Ida. (Red)






