Media infoxpos.com – Lebak – Senin (28/4/2025) Dugaan praktik kotor dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTSS Al-Falah Cibeber, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. mengundang kemarahan publik. Kementerian Agama RI didesak segera membongkar tuntas dugaan sindikat manipulasi data yang mencoreng dunia pendidikan.
Investigasi awak media menemukan perbedaan data jumlah siswa yang mencolok. Di laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, tercatat 96 siswa. Namun, saat dikonfirmasi, pihak sekolah hanya mengakui 94 siswa dengan 12 tenaga pendidik. Selisih ini memperkuat dugaan adanya penggelembungan data untuk kepentingan tertentu, termasuk pencairan dana BOS yang tidak semestinya.
“Kami mencium bau permainan kotor di balik data ini. Negara dirugikan, dan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan dipermainkan. Kementerian Agama RI harus segera turun tangan tanpa kompromi,” tegas sumber dari tim investigasi.
Sikap Plt. Kepala Kantor Kemenag Lebak, H. Badrusalam, S.Ag, yang hanya menjanjikan “kroscek ke lapangan” tanpa tindakan nyata, memperparah kecurigaan publik. Hingga berita ini ditayangkan, tidak ada langkah tegas dari Kemenag Lebak untuk menindaklanjuti laporan ini.
Publik bertanya, mengapa dugaan serius ini dibiarkan berlarut? Siapa yang dilindungi? Ada kepentingan apa di balik lambannya respons aparat berwenang?
Kami mendesak Kementerian Agama RI membentuk tim investigasi independen untuk membongkar jaringan penyimpangan ini. Penegakan hukum harus dilakukan secara profesional, objektif, dan tanpa pandang bulu. Jika terbukti, semua pihak terlibat harus diseret ke meja hijau tanpa ada perlindungan jabatan.
Tidak ada tempat bagi mafia pendidikan di negeri ini. Dunia pendidikan harus bersih dari korupsi, manipulasi, dan kebohongan! Bebernya.
(penulis : Dede)